contoh berita future


Perjuangan Mengayuh Becak 
Demi Istri dan Cucu dalam Masa Tua Pak Sumadi

Badan yang sudah dimakan usia tidak menjadikan dirinya untuk berdiam diri di rumah menikmati masa tuanya. Seorang lelaki tua Bapak Sumadi (72) yang berjuang mengayuh becak dengan kakinya yang sudah sangat kurus, demi menghidupi istri dan seorang cucu dari anak lelakinya yang pergi mencari nafkah di kota Surabaya sebagai buruh pabrik. Ketegaran dan semangatnya untuk mencari nafkah adalah 2 point yang ada dalam batinnya.
 Pagi buta sekitar pukul 04.30 wib, (10/5) bapak Sumadi telah mengayuh becaknya mengantarkan istri tercintanya dan cucunya di pasar gamping untuk menjual jajanan pasar yang dibuat istrinya. Jaraknya tidak begitu jauh dari rumahnya. Setelah membantu istrinya menata tempat, ia pun kembali melakukan rutinitas yang selama 15 tahun telah ia jalani. Mengayuh sejauh 10 km untuk tiba di pinggiran jalan malioboro.
Menawarkan jasanya ke berbagai orang yang keluar dari kumpulan keramaian berbagai toko dan mall di Jl malioboro adalah kerutinannya setiap hari. Berbagai strategi menawarkan jasanya untuk orang-orang telah ia coba. Namun, sayangnya dari pagi 08.00-19.00 ia hanya mendapatkan 7 penumpang saja. Untuk  sekali menggunakan jasa becaknya pak Sumadi hanya menawarkan sekitar  Rp 5000-Rp6000. Berarti, malam itu ia hanya mendapatkan sekitar RP 30000,- saja. Terkadang jika yang menggunakan jasanya adalah wisatawan dari luar negeri ia bisa mendapatkan Rp 50000. Entah karena wisatawan asing tidak mengerti bahasa Indonesia atau karena wisatawan itu merasa kasihan terhadap bapak Sumadi yang sudah tua ini.
Bapak Sumadi merupakan  yang paling tua di antara gerombolan teman-temannya yang  juga sama mengayuh becak untuk mendapatkan uang. Tidak ada waktu istirahat untuk badannya dalam masa tuanya ini. Ia berkorban demi melihat istri dan cucunya bisa melahap nasi.
 Jerih payahnya mengayuh becak, biasanya sangat terasa jika dalam 1x12 jam, pak Sumadi mendapatkan orang penumpang saja. Menawari dan terus menawari jasanya kepada orang-orang terus ia lakukan. Lelah yang ada pada sejenak di istriahatkan dengan membeli es teh dan duduk termenung atau[un melamun di becak yang menemaninya mencari uang. Hiburan lainnya adalah canda tawa dari rekan-rekannya yang juga duduk di becak mereka masing-masing.
 
Terik matahari hingga dinginnya angin malam, ditambah kelelahan yang benar-benar terasa di badannya yang telah dimakan oleh usianya, membuatnya tidak mampu untuk pulang ke rumahnya di jalan Wates km 6. Sehingga malam ini 23.30, (10/5),  ia tidur di becaknya yang di parkir di depan toko Ramayana yang sudah tutup. Dengan ditutup plastik bening pada becaknya serta celana dan jaket yang menghanngatkan badannya dari angina malam.        

Komentar

Postingan Populer